Laporan
Memahami lanskap pelaporan
Pindai lanskap pelaporan terkait iklim dan identifikasi mekanisme pelaporan yang relevan untuk perusahaan Anda
Asal mula pelaporan terkait iklim
Anda mungkin sudah familiar dengan adanya kebutuhan secara berkala memberi tahu investor, pelanggan, dan regulator tentang kinerja keuangan perusahaan Anda. Selama beberapa dekade, telah menjadi persyaratan standar bagi bisnis untuk membuat laporan keuangan tahunan yang memberikan perincian pendapatan, arus kas, profitabilitas, risiko keuangan, dan keberlangsungan secara keseluruhan dalam jangka panjang. Investor dan pemangku kepentingan menggunakan informasi dalam laporan ini untuk menetapkan kesehatan keuangan bisnis perusahaan Anda dan mengambil keputusan terkait dengan basis bukti ini.
Pelaporan keuangan bagi bisnis sudah sangat terstandarisasi dan diatur, yang sebagian besar mengacu pada International Financial Reporting Standards Foundation (IFRS) yang mengembangkan standar akuntansi global. Lebih dari 140 negara kini telah mengharuskan dunia bisnis untuk membuat laporan menggunakan standar akuntansi IFRS, yang membantu memastikan transparansi dan keterbandingan informasi perusahaan. Akuntan dan auditor independen membantu bisnis untuk mematuhi persyaratan peraturan dan investor, serta guna menghindari sanksi hukum atau keuangan karena menerbitkan informasi berkualitas rendah atau tidak akurat yang dapat menyesatkan investor.Sebaliknya, dunia bisnis secara historis tidak diharuskan untuk melaporkan risiko dan dampak terkait iklim. Namun, sebagai akibat adanya peningkatan kesadaran di antara para pengambil keputusan tentang dampak ekonomi dari perubahan iklim, kemudian juga ada peningkatan permintaan dari regulator, investor, dan konsumen untuk tingkat transparansi yang sama mengenai pemaparan bisnis terhadap isu perubahan iklim dan tindakan nyata untuk mengurangi emisi GRK.
Pada tahun 2015, Taskforce on Climate-Related Financial Disclosure (TCFD) dibentuk untuk menetapkan rekomendasi yang jelas untuk pengungkapan sukarela dari dunia bisnis. Banyak pemerintahan di dunia kini telah menjadikan pelaporan iklim sebagai kewajiban bagi bisnis, tetapi bisnis juga sering kali diwajibkan oleh investor, pemegang saham, atau pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan pelaporan terkait iklim. Dalam beberapa kasus, pelaporan ini merupakan bagian dari persyaratan yang lebih luas untuk melaporkan risiko dan tindakan ESG. Dalam kasus lain, hal ini dibatasi secara khusus pada pengungkapan terkait iklim – yang menjadi fokus bab ini.
Tentang ISSB Sustainability Disclosure Standards ISSB sebagai acuan global
Pada tahun 2021, Dewan Standar Keberlanjutan Internasional (ISSB) dibentuk di bawah landasan IFRS. ISSB memiliki mandat untuk mengembangkan standar global dan persyaratan pengungkapan untuk memfasilitasi pelaporan yang konsisten dan sebanding oleh perusahaan di seluruh yurisdiksi guna membantu mengarahkan modal keuangan ke bisnis yang tangguh dan berjangka panjang dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Setelah melalui proses konsultasi pasar yang ekstensif, pada bulan Juni 2023 ISSB menerbitkan standar pengungkapan keberlanjutan global perdananya IFRS S1 dan IFRS S2.
IFRS S1: serangkaian persyaratan pengungkapan yang dirancang untuk memungkinkan perusahaan berkomunikasi dengan investor tentang risiko dan peluang terkait keberlanjutan yang mereka hadapi dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
IFRS S2: menetapkan pengungkapan terkait isu iklim tertentu dan dirancang untuk digunakan bersama IFRS S1. Standar ini mengharuskan pengungkapan:
proses tata kelola, kontrol, dan prosedur yang digunakan perusahaan Anda untuk memantau, mengelola, dan mengawasi risiko dan peluang terkait iklim
strategi bisnis perusahaan Anda untuk mengelola risiko dan peluang terkait iklim
proses yang digunakan bisnis perusahaan Anda untuk mengidentifikasi, menilai, memprioritaskan, dan memantau risiko dan peluang terkait iklim, termasuk apakah dan bagaimana proses tersebut terintegrasi ke dalam internal perusahaan dan menginformasikan keseluruhan proses manajemen risiko bisnis perusahaan Anda dan
kinerja bisnis perusahaan Anda terkait risiko dan peluang terkait iklim, termasuk kemajuan terhadap target terkait iklim yang telah ditetapkan, dan target apa pun yang harus dipenuhi berdasarkan undang-undang atau peraturan
Kedua standar tersebut dimaksudkan untuk menggabungkan banyak mekanisme pelaporan lainnya menjadi satu acuan dasar global. Dua badan pelaporan yang signifikan telah digabungkan ke dalam ISSB: Climate Disclosure Standards Board dan Value Reporting Foundation. Mulai tahun 2024 dan seterusnya, tanggung jawab pemantauan TCFD telah dialihkan ke ISSB. ISSB berkomitmen untuk menjaga interoperabilitas dengan mekanisme pelaporan lainnya. Pada bulan Januari 2024, ISSB merilis sumber daya pemetaan dan interoperabilitas dengan Global Reporting Initiative (GRI), setelah menandatangani nota kesepahaman pada tahun 2022.
Lanskap pelaporan iklim memang belum sematang lanskap pelaporan keuangan tradisional, karena lebih kompleks dan dapat berubah. Namun, dalam beberapa tahun terakhir telah ada intervensi signifikan untuk mencoba menstandarisasi pelaporan iklim dan menyelaraskannya dengan pelaporan keuangan guna memastikan pengungkapan menjadi ‘business-as-usual’. Pengenalan standar pengungkapan International Sustainability Standards Board (ISSB) merupakan tonggak penting dalam memajukan tujuan pelaporan yang selaras dan lanskap pelaporan iklim juga telah matang secara signifikan dengan diperkenalkannya EU’s Corporate Sustainability Reporting Directive (lihat kotak).
Tentang Standar Pelaporan Keberlanjutan Eropa
Pada tahun 2022, Uni Eropa mengadopsi Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD), yang menggantikan dan memperluas Non-Financial Reporting Directive (NFRD).
CSRD memperkenalkan kewajiban bagi dunia bisnis skala besar untuk melaporkan informasi yang lebih terperinci tentang bagaimana isu keberlanjutan berdampak pada organisasi serta bagaimana organisasi berdampak pada manusia dan planet. CSRD juga mengharuskan perusahaan yang memenuhi syarat mendapatkan jaminan independen bahwa pengungkapan perusahaan selaras dengan European Sustainability Reporting Standards (ESRS) yang baru.
Salah satu standar ESG terbaru – ESRS E1 – secara khusus berkaitan dengan pelaporan iklim. Intinya, standar ini mengkonsolidasikan hampir semua kerangka kerja yang ada dan memberikan penekanan khusus pada perencanaan transisi. Melalui ESRS E1, CSRD mengamanatkan rencana mitigasi iklim yang kuat, di mana perusahaan didorong untuk mempertimbangkan kinerja masa depan perusahaan serta risiko yang akan ditimbulkan oleh transisi Net Zero terhadap bisnis perusahaan dalam 5-10 tahun ke depan dan seterusnya.
Jika fokus utama CSRD adalah transparansi, maka pengenalan Corporate Sustainability Due Diligence Directive mengalihkan fokus ke upaya nyata perusahaan untuk mengurangi dampak dan risiko lingkungan.
Pemerintah, investor, regulator, dan konsumen sepakat tentang pentingnya pelaporan terkait iklim dari perusahaan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, serta meningkatkan pengambilan keputusan investor, regulator, dan konsumen. Laporan UN High Level Expert Group's Integrity Matters menguraikan berbagai manfaat pelaporan terkait iklim yang jelas, mudah diakses, dan sebanding:
Para pemimpin bisnis terkemuka dapat menunjukkan kemajuan perusahaan menuju Net Zero secara kredibel, dan memberikan sinyal kepada pengambil kebijakan bahwa perusahaan mendukung langkah-langkah kebijakan iklim yang lebih ambisius
Warga negara, konsumen, dan investor dapat memberi penghargaan kepada para pemimpin ini
Hambatan atas kemajuan yang ada dapat diidentifikasi lebih cepat, menciptakan pemahaman bersama tentang solusi apa yang dibutuhkan, dan penciptaan "lingkaran ambisi" dengan regulator
Beberapa entitas mungkin tidak memiliki kemajuan karena keterbatasan kapasitas atau kurangnya akses terhadap keuangan. Peningkatan transparansi dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi rintangan tersebut (misalnya, melalui kebijakan pemerintah yang menargetkan investasi dan insentif)
Kemampuan untuk melacak kemajuan yang ada melalui dokumen yang tersedia untuk umum sehingga membantu membangun kepercayaan, menunjukkan strategi yang berhasil, dan mendorong bisnis lain untuk membuat komitmen yang ambisius
Intinya, pelaporan iklim yang baik adalah tentang penyediaan bagi pemangku kepentingan perusahaan Anda (investor, pemegang saham, dan regulator) dengan semua informasi relevan guna memahami risiko iklim dan peluang terkait yang dapat mempengaruhi perusahaan Anda dan tindakan yang diambil untuk mengelolanya. Pengungkapan informasi ini membantu menunjukkan bahwa rencana aksi iklim perusahaan Anda kredibel dan diinformasikan melalui penilaian yang ketat tentang seberapa besar perusahaan Anda terpapar atas perubahan iklim, dan bagaimana strategi perusahaan Anda untuk mengurangi risiko, membuka peluang, dan mengurangi dampak lingkungan.
Pelaporan iklim yang baik memungkinkan berbagai pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait masa depan perusahaan Anda. Sama seperti laporan keuangan yang membuat strategi perusahaan Anda menjadi lebih transparan, pengungkapan iklim membantu investor, regulator, dan pelanggan memahami bagaimana perusahaan Anda akan memastikan ketahanan dan mempertahankan nilai perusahaan dengan mengatasi risiko iklim dan peluang terkait serta mendorong kemajuan menuju target pengurangan emisi perusahaan. Hal ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang lebih tepat tentang perusahaan Anda berdasarkan paparan perusahaan terhadap perubahan iklim di masa mendatang.
Mekanisme pelaporan kunci
Meskipun ISSB telah menetapkan dasar global untuk pelaporan terkait iklim, namun masih banyak mekanisme pelaporan terkait iklim lainnya yang harus dipahami oleh bisnis perusahaan Anda. Lanskap pelaporan iklim terdiri dari tiga jenis mekanisme pelaporan utama:
Peraturan & Regulasi : Jika mekanisme pelaporan ditetapkan dalam peraturan, ini berarti mekanisme tersebut diwajibkan oleh hukum di yurisdiksi tersebut. Peraturan ini berbeda-beda di setiap negara, dengan masing-masing regulator mendefinisikan informasi yang harus diungkapkan dan standar atau kerangka kerja yang harus digunakan. Contohnya adalah Corporate Social Responsibility Directive (CSRD) di EU, mengharuskan perusahaan untuk membuat laporan berdasarkan European Sustainability Reporting Standards (ESRS) atau pelaporan yang selaras dengan IFRS S1 dan S2. Hingga Juli 2024, lebih dari 20 yurisdiksi telah mengambil langkah untuk mengadopsi atau menggunakan standar ISSB dalam kerangka hukum atau peraturan, termasuk Kanada, Brasil, Nigeria, Turki, Tiongkok, Australia, Inggris, Singapura dan Singapura, Hong Kong, dan Jepang.
Standar: Standar menetapkan kriteria, indikator, dan metrik terperinci yang harus dilaporkan oleh perusahaan Anda. Standar ditetapkan untuk memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan bagi pengguna tertentu. Pelaporan terkait iklim merupakan elemen dari beberapa standar global, termasuk International Sustainability Standards Board (ISSB) IFRS S1 dan IFRS S2, yang bertujuan untuk memberikan dasar global untuk pengungkapan keuangan terkait keberlanjutan yang ditujukan untuk digunakan oleh investor. Global Reporting Initiative (GRI) juga menyajikan standar sukarela khusus untuk pelaporan iklim yang dimaksudkan untuk melayani kebutuhan kelompok pemangku kepentingan yang lebih luas.
Kerangka kerja: Kerangka kerja menyediakan struktur atau pendekatan strategis tingkat tinggi yang dapat menjadi dasar penyusunan laporan perusahaan Anda. Tujuan dari kerangka kerja pelaporan adalah untuk menentukan praktik terbaik dalam pelaporan. Pelaporan melalui kerangka kerja seringkali bersifat sukarela, tetapi regulator atau investor mungkin mengharuskan perusahaan untuk menggunakan kerangka kerja tertentu, sehingga mereka menerima informasi yang sebanding. Contoh kerangka kerja adalah Taskforce on Climate Related Financial Disclosure (TCFD), yang mencakup 11 rekomendasi untuk pelaporan risiko iklim dan peluang terkait. Kerangka kerja TCFD dan tanggung jawab untuk memantau pengungkapan telah dialihkan ke ISSB – IFRS S1 dan S2.
Adalah hal penting untuk memahami perbedaan antara peraturan, standar, dan kerangka kerja sehingga Anda dapat mengidentifikasi persyaratan pelaporan yang harus dipenuhi oleh perusahaan Anda. Mungkin juga ada mekanisme tambahan yang dipilih perusahaan Anda untuk dijadikan dasar pelaporan, guna memenuhi kebutuhan berbagai pengguna pelaporan. Semakin banyak mekanisme pelaporan yang mengharuskan informasi yang sama untuk dilaporkan, namun ada juga perbedaan yang berarti perusahaan Anda harus mengumpulkan informasi yang berbeda atau melaporkannya secara berbeda untuk mematuhi persyaratan.
Selain peraturan, standar, dan kerangka pelaporan, ada beberapa standar metodologi yang membantu memastikan bahwa bisnis menggunakan metodologi yang sesuai saat menyiapkan informasi yang dilaporkan. Hal ini meningkatkan konsistensi dan keterbandingan informasi atas tindakan terkait iklim perusahaan. Dua metodologi utama yang perlu diperhatikan adalah:
Untuk menghitung dan mengukur emisi, Greenhouse Gas Protocol Standards and Guidelines menyediakan metodologi utama. Untuk informasi lebih lanjut tentang menghitung dan mengukur emisi, baca Bab 2
Untuk menetapkan target pengurangan emisi yang selaras dengan sains, Science Based Targets initiative (SBTi) atas standar Net Zero menetapkan praktik terbaik internasional. Untuk informasi lebih lanjut tentang menetapkan target, baca Bab 3
Gambar 1: Tinjauan umum tentang mekanisme pelaporan utama dan standar metodologi.